Tuesday, April 21, 2015

REHABILITASI TARSAL TUNNEL SYNDROME

Pemeriksaan Tarsal Tunnel Syndrome
Pemeriksaan dan diagnosis tarsal tunnel syndrome yang paling utama adalah mengobservasi daerah pergelangan kaki dan daerah kaki yang terdampak. Inspeksi pada pergelangan kaki terhadap bentuk dan anatomy kaki biasanya akan diketemukan bentuk kaki yang overpronasi ataupun flatfoot.
Palpasi pada pergelangan kaki pasien terutama pada daerah sekitar maleolus medialis akan ditemukan nyeri maupun nyeri tekan. Tinel's Sign adalah test yang digunakan untuk mendiagnosis tarsal tunnel syndrome. Caranya sangat mudah, peralatan yang digunakan hanya hammer medic ataupun tangan terapis. Fisioterapis hanya mengetukkan hammer ataupun tangannya kedaerah dibawah ataupun didepan maleolus medialis pasien, jika pasien mengeluh nyeri seperti tertusuk paku atau jarum maka hasilnya pasien positif terdampak tarsal tunnel syndrome.

Rehabilitasi Tassal Tunnel Syndrome
Dalam kasus ini rehabilitasi difokuskan pada cara-cara dasar mengurangi nyeri dan peradangan, memperbaiki penyebab tarsal tunnel syndrome, penguluran dan latihan penguatan. Kebanyakan kasus ini tidak memerlukan operasi untuk menanganinya dan alangkah baiknya sebelum melakukan latihan-latihan ini informasikan kepada fisioterapis anda ataupun dokter yang berkompeten.

Tujuan Rehabilitasi Tarsal Tunnel Syndrome

1. Mengurangi Nyeri dan Peradangan
Istirahat dari aktivitas yang menimbulkan nyeri dan memperparah keadaan seperti lari, lompat maupun menaiki tangga wajib dilakukan. Untuk menghindari dari aktivitas tersebut anda dapat memodifikasi aktivitas yang awalnya full weight bearing menjadi partial weight bearing ataupun non weight bearing dengan menggunakan cruthces/kruk. Bagi anda para atlet anda dapat mengganti aktivitas lari atau lompat dengan bersepeda atau berenang, sehingga kebugaran anda masih terjamin dalam proses rehabilitasi ini.
Aplikasikan Cold Therapy pada daerah yang mengalami peradangan, perlu anda ingat jangan mengaplikasikan es secara langsung kekulit tetapi gunakan handuk atau kain untuk membungkus es tersebut dan letakkan pada daerah yang mengalami nyeri dan peradangan selama 15 menit.
Tahapan rehabilitasi ini berlangsung selama 48 jam bahkan lebih tergantung dari derajad keparahan nyeri dan seberapa besar anda fokus dalam masalah ini.

2. Memperbaiki Disfungsi Biomechanics
Pasien yang mengalami tarsal tunnel syndrome biasanya memiliki kaki yang overpronation (dimana bentuk kaki memutar kedalam), sehingga bila tidak diperbaiki bentuk kakinya maka pasien akan rentan terdampak lagi setelah program rehabilitasi selesai. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan pada bentuk kakinya, caranya dengan memperbaiki sepatu yang dipakainya untuk beraktivitas. Anda dapat menjumpai sepatu dengan merek tertentu mempunyai dual density mildsole pada designnya. Material yang keras dan kuat yang berada dalam sepatu tersebut dapat membantu memperbaiki bentuk kaki anda. Tetapi saran saya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam mengoreksi kaki anda, maka alangkah baiknya jika anda datang ke departemen orthotic prostetic di klinik atau rumah sakit orthopedic.

3. Latihan Penguluran dan Penguatan Kaki
Latihan penguluran dan penguatan bisa dilakukan dengan catatan tidak ada nyeri hebat pada pasien, Penguluran dapat dilakukan pada otot-otot kaki bawah karena otot-otot ini berfungsi saat dorsi-fleksi kaki yang mana pada posisi ini dapat memprovokasi nyeri. Penguluran dapat dilakukan 3 kali/hari dan lakukanlah secara teratur setiap harinya.
Latihan pada otot-otot supinator pada kaki sangat membantu untuk mengurangi overpronasi pada kaki. Penguatan pada otot tibialis posterior dan penguatan pada otot-otot peroneal sangat membantu dalam kasus ini karena bisa melambatkan gerakan pronasi




Friday, April 17, 2015

TARSAL TUNNEL SYNDROME

Tarsal tunnel syndrome adalah nyeri pada kaki yang disebabkan oleh tertekannya syaraf tibial posterior yang mana posisi dari syaraf tersebut melintasi terowongan tarsal yang letaknya tepat di bawah tulang di bagian dalam pergelangan kaki.
Gejala yang sering dirasakan oleh pasien adalah nyeri seperti terbakar atau nyeri yang menjalar pada daerah lengkungan kaki sampai ke tungkak bahkan kadang pasien merasakan nyeri sampai ke ibu jarinya. Nyeri seperti tertusuk atau kesemutan biasanya dirasakan pada seluruh telapak kakinya, nyeri akan bertambah bila melakukan aktivitas lari atau berdiri terlalu lama, terkadang nyeri bertambah ketika malam hari. Nyeri tekan positif pada pasien di area maleolus medialis. Untuk memastikannya fisioterapis dapat menggunakan tinels test untuk mendiagnosis tarsal tunnel syndrome.
Tarsal tunnel syndrome terjadi bila syaraf tibial posterior yang terletak pada pergelangan kaki terjebak atau tertekan, faktor yang membuat syaraf tersebut tertekan adalah gerakan overpronation (menggerakan rotasi kaki kedalam). Tetapi terkadang tarsal tunel syndrome terjadi oleh karena kasus osteoarthritis, rheumatoid arthritis, tenosinovitis dan lain-lainnya.

Treatment
Segera berhenti melakukan aktivitas yang dapat menimbulkan nyeri dan aplikasikan cold therapi pada fase akut bila timbul nyeri dan pembengkakan. Cold therapy dapat dilakukan selama 15 menit dan lakukan 2 sampai 3 kali dalam sehari. Setelah nyeri dan pembengkakan hilang maka latihan penguatan dan penguluran harus segera dilakukan untuk mengembalikan fungsi seperti semula.
Konsultasikan ke fisioterapis tentang biomechanics yang benar pada kaki anda
Studi tentang syaraf dapat menentukan tentang letak dan dimana daerah yang mengalami penekanan, X-ray atau MRI dapat dijadikan alat untuk mendeterminasikan dengan penyakit lain seperti arthritis atau cyst.

Saturday, April 11, 2015

REHABILITASI UNTUK CEDERA OTOT

REHABILITASI UNTUK MUSCLE STRAIN 


Derajad -1
Hari-1
Lakukan cold therapy selam 15 menit dan ulangi setiap 2 atau 3 jam
Hari- (2-5)
Jika nyeri tidak dirasakan, lakukan penguluran pada daerah yang cedera, lakukan gentle massaage pada daerah yang cedera dan lakukan evaluasi setelahnya . lakukan penguatan otot-otot pada daerah cedera dengan catatan  latihan yang dilakukan tidak boleh menimbulkan nyeri.
Hari-6
Lanjutkan stretching,strengthening, sport massage pada daerah cedera, naikkan secara perlahan-lahan intensity dan frekuensi latihan.

Derajad-2
Hari-(1-4)
Berhentilah beraktivitas saat itu juga, aplikasikan cold therapy selama 15 menit setiap 2 atau 3jam, lakukan pembandagean pada daerah cedera dengan menggunakan compressed bandage, posisikan daerah cedera elevasi dan carilah alat bantu seperti crutches dan lainnya.
Hari ke 5-12
Start full weight bearing, lakukan penguluran pada otot-otot yang mengalami cedera secara gentle. Lakukan streetching perlahan-lahan bila sudah terasa terulur tahan selama20-30 detik kemudian relaks, lakukan latihan tersebut selama 3-5kali setiap harinya. Sport massage bisa dilakukan pada hari kelima dan lakukan gentle strengthening pada otot yang cedera.
Hari ke 13-21
Teruskan penguluran dan sport massage pada otot yang cedera, lakukan peningkatan intensitas dan frekuensi latihan penguatan otot yang cedera secara berkala. Anda bisa memulainya dengan joging ataupun bersepeda, jika otot masih berasa kaku maka lakukan heat therapy dengan menggunakan hotpack atau terapi panas lainnya. Lakukan latihan- latihan diatas hingga anda bebas nyeri, keteganggan otot dan luas linkup gerak sendi anda sama seperti sebelum cedera terjadi (full ROM).

Derajad 3
Hari ke 1-7
Segera cari pertolongan medis, aplikasikan cold therapy selama 15 menit dalam waktu 48jam pertama dari onset. Lakukan pembandagean dengan compression bandage, posisikan bagian cedera degan tehnik elevasi dan gunakan alat bantuan seperti crutches bila cedera yang terjadi pada extremitas bawah.
Hari 8-14
Carilah jasa fisioterapis untuk membantu memulihkan kondisi anda. Ultrasound tretment juga disarankan, latihan isometric atau static contraction. Gentle stretching dan strengthening.
Minggu ke3-6
Tujuan utama dalam fase ini adalah penguatan otot secara perlahan-lahan dan pasti. Lanjutkan penguluran dan sport massage.  Lakukan heat therapy sebelum melakukan aktivitas.

Thursday, April 9, 2015

ELBOW BURSITIS

Elbow bursitis atau student elbow atau olecranon bursitis adalah peradangan dan pembengkakan yang terjadi pada bursa yang terletak  dibelakang siku. Bursa pada siku berfungsi untuk menghisap cairan yang berfungsi melumasi sendi agar antara satu tulang dengan tulang yang lain tidak saling bergesekan, bila terjadi peradangan ataupun pendarahan pada bursa maka  bursa akan meradang dan menimbulkan nyeri dan pembengkakan. Elbow bursitis sering terjadi pada para pelajar karena aktivitas sehari-harinya yang kurang memperhatikan biomechaniks dan ergonomy. Pelajar sering melakukan berbagai aktifitas yang dapat menimbulkan gesekan berulang-ulang atau hantaman keras pada siku terutama pada saat aktivitas belajar mengajar yang sering menggunakan sikunya sebagai bantalan/samdaran dimeja.
Elbow bursitis bisa dicegah dengan memakai pad khusus untuk siku dalam melakukan olahraga yang rentan terhadap siku secara berulang-ulang seperti cricket, baseball ataupun sepakbola. Para pelajarpun disarankan menghindari gerakan yang memungkinkan menjadikan siku sebagai sandaran dimeja.

Treatment
Jika terjadi peradangan pada siku maka pengaplikasian ice selama 10-15 menit sampai nyeri dan peradangan menghilang sangat disarankan. Terkadang dokter akan memberikan obat anti peradangan seperti ibuprofen. Jika peradangan bertambah besar biasanya dilakukan pengambilan cairan untuk menghisap cairan dengan memasukkan jarum pada bursa dan menghisapnya. Dalam beberapa kasus peradangan pada bursa siku yang parah, dokter akan mengimobilisasi siku atau memberikan suntikan steroid. 

MALLET FINGER

Mallet finger adalah kondisi cedera yang mengakibatkan ujung jari tangan tidak bisa bergerak lurus dan membutuhkan bantuan untuk meluruskannya. Dalam inspeksi fisioterapis dapat melihat dengan jelas ketidakmampuan pasien dalam meluruskan jarinya, disamping itu pasien tidak akan mengeluh nyeri pada ujung jarinya dan nyeri tekan terjadi pada daerah ujung jari tangannya.
Pada jari tangan tidak ditemukan otot sama sekali, tangan bisa bergerak karena adanya tendon panjang yg melekat pada otot tangan. Jadi ketika otot tangan bekerja maka tendon tersebut akan menggerakkan pergelangan tangan dan tangan untuk melakukan gerakan. Pada bagian belakang tangan terdapat suatu tendon yang sangat panjang bernama extensor digitorum comunis. Ketika otot tangan bekerja maka tendon inilah yang bekerja untuk meluruskan jari tangan. Jadi jika tendon ini mengalami cedera atau rusak maka kemampuan untuk meluruskan jari tangan menjadi terganggu.
Mallet finger sering terjadi pada aktivitas bola/basket ball, misalkan pada saat striking pada basket ball maka tangan dipaksa untuk menekuk/mencengkeram sedangkan tangan yang lain bergerak lurus.

Treatment
Treatment pada mallet finger didasarkan pada seberapa derajad kerusakan tendon, dengan menggunakan MRI atau X-Ray maka akan diketahui tingkat keparahan tendon. Jika kerusakan tendon tanpa diikuti patah tulang jari maka pasien disarankan menggunakan splint mallet finger selama 8 minggu, hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada tendon untuk proses healing. Splint ini memposisikan jari agar tetap lurus untuk membantu memulihkan tendon yang rusak, setelah proses pemulihan 8 minggu selesai maka pasien disarankan tetap memakainya selama 1-2bulan untuk memastikan proses pemulihan terjadi (anjuran digunakan splint tersebut pada saat tidur malam).
Pemahaman untuk memakai splint sepanjang hari harus diedukasikan kepada pasien tak terkecuali ketika pasien ingin membersihkan atau mencuci jarinya maka posisi jari juga harus lurus. Jika pasien mengabaikan tentang posisioning tersebut maka cedera tidak akan pulih dan konsekuensinya pasien tersebut harus melakukan operasi untuk meluruskan jarinya.

ILIOTIBIAL BAND SYNDROME

Iliotibial Band Syndrome (ITB syndrome) adalah nyeri pada sisi luar lutut akibat gesekan pada iliotibial band, nyeri ini sering diidentifikasikan sebagai penyakitnya para atlet lari/runner's knee. Gejala pada iliotibial band syndrome dapat dirasakan pada sisi luar lutut tepatnya pada sisi lateral lutut pada daerah epycondilus femur/tonjolan tulang paha.
Nyeri biasanya timbul saat aktivitas berlari dimulai dan nyeri akan bertambah hebat bila aktivitas lari terus dilanjutkan. Nyeri akan berkurang bila posisi istirahat dan nyeri akan timbul kembali bila memulai aktivitas berlari. Nyeri tekan terjadi pada sisi luar lutut tepat pada daerah tonjolan paha. Biasanya pasien dengan iliotibial band syndrome mengalami kelemahan pada otot hip abductionnya dan terkadang nyeri juga dikeluhkan oleh pasien pada daerah pantat. 

Penyebab ITB Syndrome
Kebanyakan kasus iliotibial band syndrome terjadi pada pasien yang secara anatomis/alami memiliki iliotibial band yang tegang dan lebar, tetapi seorang pelari dilaporkan sangat rentan dengan syndrome ini.
Seseorang yang mempunyai kelemahan otot abduction (gluteus medius) rentan terhadap syndrome ini. Biomechanics kaki yang buruk dapat menyebabkan cedera terjadi. Seseorang yang mempunyai anatomi kaki yang datar/flatfoot akan mengakibatkan ekstremitas bawah bergerak rotasi sehingga memungkinkan timbulnya gesekan pada iliotibial band. Faktor penyebab lainnya adalah adanya perbedaan panjang kaki antara kiri dan kanan juga menjadi pencetus timbulnya syndrome ini.
Treatment
Mengistirahatkan kaki sampai pulih mutlak dilakukan untuk menurunkan peradangan. Tetap melanjutkan aktivitas berlari menambah peradangan semakin buruk, bagi para atlet agar tetap menjaga kebugaran tubuhnya dengan aktivitas seperti berenang atau bersepeda.
Cold therapay atau terapi dengan es berguna untuk menurunkan peradangan, lakukan selama 10-15 menit selama 2-3kali sehari pagi.siang, malam.
Latihan penguatan pada otot tensor fascia lata dan otot gluteus medius sangat penting untuk menurunkan faktor resiko iliotibial band syndrome.
Penggunaan miofascial release tehnik sangat efektif untuk menurunkan ketegangan dan membuat relaks jaringan.
Untuk mengurangi nyeri dan peradangan fisiotepis dapat menggunakan TENS ataupun US

5 TIPS UNTUK MENGURANGI NYERI PADA LUTUT

5 TIPS UNTUK MENGURANGI NYERI PADA LUTUT


Nyeri  pada lutut mungkin pernah dialami hampir pada semua orang dan penyebabnyapun bermacam-macam bisa berasal dari ketegangan otot, keseleo, cedera tendon atau ligament maupun peradangan sendi/arthritis. Dari semua sebab tersebut hanya arthritis yang menduduki rangking pertama dalam hal pencetus nyeri lutut pada usia lanjut. Dalam penelitian di amerika disebutkan bahwa arthritis pada sendi lutut menyebabkan ketidakmampuan beraktivitas sehari-hari pada usia diatas 65 tahun atau lebihnya.
Tetapi anda jangan khawatir dengan pernyataan diatas karena pada dasarnya nyeri lutut kronis bisa dihindari sejak dari awal. Menurut penelitian yang dirilis oleh New England Jurnal of Medicine disebutkan bahwa nyeri kronik pada lutut dapat dihindari dengan olahraga teratur dan fisioterapi. Memahami dan mempelajari tentang tatacara menguatkan dan mengulur sendi lutut serta bagaimana melindungi dan menjaga lutut dengan pengetahuan tentang posisi yang benar adalah salah satu cara untuk memperpanjang kualitas lutut agar selalu vit dan sehat.
Dibawah ini ada beberapa tips yang bisa anda terapkan untuk menjaga vitalitas dari lutut anda agar terbebas dari nyeri lutut kronik di usia lanjut :

1.      1. Menguatkan otot pantat
Penelitian  telah mebuktikan bahwa nyeri  lutut termasuk didalamnya adalah cedera ligament crusiatum anterior terjadi karena adanya kelemahan pada kumpulan otot hip. Cedera ACL pada atlet wanita 8x lebih potensial dibandingkan dengan wanita pada umumnya dan gara-gara cedera ini maka nyeri akan terjadi pada sepanjang hidupnya jika tidak ditangani dengan baik dan benar.
Kebanyakan masyarakat dalam lingkungan kita saat ini mempunyai kelemahan otot pada hipnya dikarenakan aktivitas sehari-harinya yang minim aktivitas. Otot hip pada daerah pantat yang besar adalah gluteus maximus, otot ini jika terjadi kelemahan maka akan menyebabkan ketidakseimbangan pada sendi- sendi disekitarnya. Dampaknya nyeri akan mudah terjadi pada daerah extremitas bawah seperti hip, lutut dan pergelangan kaki saat kaki melakukan aktivitas seperti melangkah/berjalan.
Cara yang tepat untuk menghindari  kondisi ini adalah dengan menguatkan otot pantat. Anda dapat memanfaatkan jasa fisioterapis untuk mendesign latihan yang tepat untuk olahraga tipe strengthening ini.

2.       2. Mengulur otot yang mendukung kinerja lutut
Jika otot pada pantat lemah dan dibiarkan terus menerus maka akan berdampak buruk pada  jumlah massanya /atrofi dan jika hal ini dibiarkan maka ketidakseimbagan otot akan terjadi pada otot-otot disekitarnya. Jika otot gluteus mengecil dan melemah maka  otot hamstring dan adductor hip akan bekerja berlebihan sebagai kompensasi melemahnya kinerja otot gluteus. Padahal otot tersebut juga berperan dalam aktivitas sendi lutut, dampaknya otot bekerja double dalam setiap aktivitas. Untuk itu untuk menghindari ketegangan otot yang terjadi pada otot tersebut maka cara yang terbaik adalah dengan melakukan penguluran atau stretching pada kedua otot. Jadi anda harus ingat sekali lagi jika terjadi ketidaksimbangn otot maka anda harus melakukan penguatan pada otot yang lemah dn melakukan penguluran pada otot yang mendukungnya.

3.       3. Menguatkan otot inti/ core muscle
Seperti kita ketahui bahwa dengan melemahnya otot perut maka pelvis akan terangkat kedepan dan kurva dari punggung akan bertambah dan perubahan tersebut juga berpengaruh pada struktur extremitas bawah kita (lutut). Menguatkan otot inti akan berpengaruh pada stabilitas punggung bawah kita dan menempatkan ekstremitas bawah kita pada posisi bergerak yang baik tanpa adanya tekanan berlebihan pada sendi (sendi lutut)

4.       4. Mengurangi berat badan
Berat badan yang berlebihan pada laki-laki akan meningkatkan resiko peradangan sendi 5 kali pada laki-laki dan 4 kali pada perempuan. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa penurunan badan 10% akan meningkatkan kinerja fungsi sendi lutut 28% ( terutama pada aktivitas menaiki tangga dan berjalan). Lemak pada tubuh membuat kekuatan otot menjadi menurun dan tubuh yang bverweight akan meningkatkan ketegangan otot pada sendi lutut kita

5.       5. Mengurangi kebiasaan buruk
Kebiasaan menggunakan sepatu jinjit akan meningkatkan ketegangan otot pada otot-otot betis dan mempengaruhi kinerja dari otot-otot  sendi lutut. Otot betis yang tegan akan menarik kaki kedalam atau disebut pronasi dan sebagai kompensasinya maka ekstremitas bawah akan bergerak kedalam (inward) dan memberikan tekanan pada lutut dan pergelangan kaki kita