Friday, February 19, 2010

FISIOTERAPI PADA DOWN SYNDROME

FISIOTERAPI PADA DOWN SYNDROME
Dari : Joweer


Perkembangan Motorik Kasar (Gross Motor Development)
Perkembangan motorik kasar adalah tahap awal dalam perkembangan setiap anak. Dalam Down Syndrome, fisioterapi menggunakan tahap perkembangan motorik ini untuk mencapai manfaat yang maksimal dan menguntungkan untuk tahap perkembangan yang berkelanjutan. Tujuan dari fisioterapi disini adalah membantu anak mencapai perkembangan terpenting secara maksimal bagi sang anak, yang berarti bukan untuk menyembuhkan penyakit down syndromenya. Dan ini harus dikomunikasikan sejak dari awal antara fisioterapis dengan pengasuhnya supaya tujuan terapi tercapai.
Tujuan Fisioterapi
Fisioterapi pada Down Syndrom adalah membantu anak belajar untuk menggerakkan tubuhnya dengan cara/gerakan yang tepat (appropriate ways). Misalkan saja hypotonia pada anak dengan Down Syndrome dapat menyebabkan pasien berjalan dengan cara yang salah yang dapat mengganggu posturnya, hal ini disebut sebagai kompensasi. Tanpa fisioterapi sebagian banyak anak dengan Down Syndrome menyesuaikan gerakannya untuk mengkompensasi otot lemah yang dimilikinya, sehingga selanjutnya akan timbul nyeri atau salah postur. Jadi tujuan fisioterapi adalah untuk mengajarkan pada anak gerakan fisik yang tepat. Untuk itu diperlukan seorang fisioterapis yang ahli dan berpengetahuan dalam masalah yang sering terjadi pada anak Down syndrome seperti low muscle tone, loose joint dan perbedaan yang terjadi pada otot-tulangnya. Intensitas Terapi
Biasanya fisioterapi akan menjadwalkan anak dengan Down Syndrome seminggu sekali untuk terapi, tetapi terlebih dahulu fisioterapi melakukan pemeriksaan dan menyesuaikan dengan kebutuhan yang dibutuhkan anak dlm seminggu. Disini peran orangtua sangat diperlukan karena merekalah nanti yang paling berperan dalam melakukan latihan dirumah selepas diberikannya terapi. Untuk itu sangat dianjurkan untuk orangtua atau pengasuh mendampingi anak selama sesi terapi agar mereka mengetahui apa-apa yg harus dilakukan dirumah.

RHEUMATOID ARTHRITIS PADA ANAK - ANAK

Juvenile Rheumatoid Arthritis
Dari WebMD
modifikasi joweer


Pedahuluan :

Juvenile rheumatoid arthritis (JRA) adalah arthritis (radang sendi) yang menyebabkan peradangan dan kekakuan sendi selama lebih dari enam minggu pada anak berusia 16 atau dibawahnya. Penyakit ini menghinggapi lebih dari 50.000 anak di Amerika Serikat. Peradangan yang terjadi menyebabkan kemerahan, bengkak, peningkatan suhu (hangat), dan soreness disendi,

sendi, meskipun demikian banyak anak-anak dengan JRA ini tidak mengeluh nyeri pada sendinya. Setiap sendi dapat terpengaruh oleh peradangan ini, dan peradangan ini dapat membatasi gerakan pada sendi yang terkena.
JRA adalah gangguan autoimun, yang artinya bahwa tubuh keliru mengidentifikasi beberapa sel sendiri dan jaringan sebagai zat asing yang masuk dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh kita berfungsi untuk melawan zat berbahaya yang masuk pada tubuh seperti virus dan bakteri tetapi pada penderita JRA ini autoimun menyerang sel-sel sehat dan jaringan pada tubuh sehingga timbulah peradangan yang ditandai dengan kemerahan, panas, nyeri, dan pembengkakan.
Para peneliti masih belum tahu persis mengapa sistem kekebalan tubuh berjalan miring pada anak dengan gejala JRA, tetapi ada dua pendapat atau dugaan mengapa hal itu terjadi, yang pertama karena faktor genetic anak yang memcu untuk memproteksi JRA ini dan yang kedua adalah faktor lingkungan seperti virus yang memicu perkembangan JRA ini pada tubuh.
JRA dapat menyebabkan demam dan anemia, dan dapat juga mempengaruhi jantung, paru-paru, mata, dan sistem saraf. Episode rematik dapat berlangsung selama beberapa minggu dan memungkinkan kambuh kembali, dan perlu diingat serangan yang berulang pada penyakit ini tidak separah yang terjadi pada serangan awal. Untuk perawatannya disesuaikan dengan penyakit reumathiid arthritis yang terjadi pada orang dewasa yaitu dengan beberapa latihan (gerakan-gerakan) dan olahraga untuk memepertahankan gerakan dan keaktifan tubuh. Obat-obatan yang beredar diapotek atau pasaran ditujukan untuk arthris yang terjadi pada orang dewasa sehingga untuk JRA ini tidak disarankan menggunakan obat-obatan. Sangat jarang sekali anak-anak dengan JRA mengalami kerusakan permanen atau kecacatan dan sebagian besar anak dengan JRA ini sembuh dari penyakitnya tanpa mengalami kecacatan yang permanen.

Klasifikasi JRA
Dokter mengklasifikasikan tiga jenis JRA, berdasarkan jumlah sendi yang terlibat, gejala, dan adanya antibodi tertentu (protein khusus yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh) dalam darah. Klasifikasi ini membantu menentukan bagaimana penyakit dan tingkat progresitasnya.

a. Pauciarticular
Pauciarticular artinya ada empat atau lebih sendi yang terlibat atau terkena peradangan ini. Artritis ini adalah bentuk paling umum JRA; sekitar setengah dari semua anak-anak dengan JRA memiliki tipe ini. Ini biasanya terjadi pada sendi yang besar, seperti lutut. Gadis di bawah usia 8 tahun paling sering terkena JRA ini. Beberapa anak dengan pauciarticular JRA memiliki abnormal protein dalam darah yang disebut antinuclear antibodi (ANAs).
Penyakit mata sering terjadi 20% hingga 30% dari anak-anak dengan pauciarticular JRA dan lebih sering terjadi lagi pada anak-anak dengan abnormal ANAs. Pemeriksaan rutin ke dokter opthalmologi(dokter spesialis penyakit mata) diperlukan untuk mengobati masalah mata yang serius seperti iritis (radang iris atau bagian yang berwarna dari mata) atau uveitis (peradangan mata yang terdalam , atau uvea).

b. PolyarticularSekitar 30% dari semua anak-anak dengan JRA mempunyai penyakit polyarticular, di mana lima atau lebih sendi yang terpengaruh. Sendi kecil, seperti yang di tangan dan dikaki sering terkena penyakit ini tetapi terkadang juga terjadi pada sendi besar. JRA Polyarticular yang tersering adalah simetris (dimana sendi yang terkena sering terjadi pada kedua tubuh yang sama). Beberapa anak dengan penyakit polyarticular memiliki jenis antibodi khusus dalam darah yang disebut rheumatoid factor. Anak-anak yang terkena penyakit ini merasa gejala yang terjadi lebih parah dan dokter mengidentifikasinya dengan gejala rheumatoid arthritis orang dewasa.


c. Sistemik
Seiring dengan pembengkakan sendi, bentuk sistemik JRA ditandai oleh demam dan warna merah muda, dan mungkin juga mempengaruhi organ seperti jantung, hati, limpa, dan kelenjar getah bening. Bentuk sistemik, kadang-kadang disebut Still's desease, mempengaruhi 20% dari anak-anak dengan JRA. Hampir semua anak dengan jenis JRA inibila dites hasilnya negatif untuk kedua rheumatoid factor dan ANA. Sejumlah kecil anak-anak dengan penyakit sistemik ini akan berkembang menjadi arthritis nanti dan prosesnya berkembang hingga dewasa.